Jumat, 29 Maret 2013

laporan karbohidrat

REAKSI-REAKSI UJI KARBOHIDRAT

TUJUAN
Tujuan dari Percobaan ini adalah:
1.    Membedakan senyawa yang mudah di dehidrasi asam sulfat pekat menjadi senyawa furfural dengan Uji Molisch.
2.    Membedakan pati dari Sakarida lainnya dengan uji Iodin
II.     DASAR TEORI
1. KARBOHIDRAT
Cahaya
 Matahari
Karbohidrat merupakan jenis molekul yang paling banyak ditemukan di alam dengan rumus molekul Cn(H2O)m  . Karbohidrat terbentuk pada proses fotosintesis dengan reaksi sebagai berikut:
nCO2(g) + mH2O(l)    →   Cn(H2O)m  + nO2
Karbohidrat merupakan sumber karbon untuk organisme hidup. Karbohidrat juga merupakan sumber karbon untuk sintesis biomolekul dan sebagai bentuk energi polimerik. Karbohidrat didefinisikan sebagai senyawa polihidroksi-aldehid atau polihidroksi-keton dan turunannya. Karbohidrat dapat digolongkan ke dalam monosakarida, disakarida dan polisakarida.
1.    Monosakarida
Monosakarida merupakan sakarida sederhana yang tidak dapat dihidrolisis menjadi satuan terkecil walaupun dalam suasana yang lunak sekalipun. Monosakarida dapat melangsungkan reaksi antar molekul reversible membentuk senyawa lingkar. Suatu aldoa seperti glukosa membentuk cincin piranosa lingkar enam sedangkan ketosa seperti fruktosa membentuk cincin furanosa lingkar lima.
Struktur khas monosakarida dapat diidentifikasi menggunakan reaksi kimia berikut:
 
 
a.    Senyawa Iodo
Jika suatu aldosa direaksikan dengan Asam Iodida (HI), maka aldosa akan kehilangan seluruh oksigennya dan digantikan dengan senyawa Iodat (C6H13I). Turunan yang dihasilkan merupakan suatu senyawa dengan rantai lurus seperti heksana. Ini membuktikan bahwa aldosa tidak mempunyai rantai samping. Dengan reaksi:
C6H12O6 + HI → CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2I + 3O2
b.    Oksidasi
Oksidasi monosakarida akan menghasilkan asam. Gugus aldehid yang terdapat pada aldosa teroksidasi menjadi gugus aldonat. Apabila gugus CH2OH teroksidasi maka akan membentuk asam uronat. Larutan HNO3 pekat dapat  mengoksidasi kedua gugus aldehida membentuk asam sakarat.
2.    Disakarida
Disakarida terdiri dari dua lingkar monosakarida. Ikatan yang menghubungkan kedua monosakarida tersebut disbut ikatan glikosidik, yang terbentuk dengan cara kondensasi gugus hidroksil pada atom karbon nomor satu dari satu monosakarida dengan gugus hidroksil dari salah satu atom karbon nomor 2,4 atau 6 pada monosakarida yang kedua. Contoh disakarida adalah:
a.    Maltosa tersusun atas 2 glukosa
b.    Laktosa tersusun atas beta-D-Galaktosa dengan Beta-D-glukosa.
c.    Sukrosa tersusun atas fruktosa dan glukosa
3.    Polisakarida
Poliskaarida terdiri dari rantai monosakarida, yang dapat  digolongkan secara fungsional ke dalam dua kelompok besar yaitu struktur polisakarida dan nutrien polisakarida. Struktural poliskarida berlaku sebagai pembngun komponen dari organel sel dan sebagai unsur pendukung intrasel. Polisakarida yang termasuk golongan ini adalah selulosa, kitin, kondroitin, dan asam hialuronat. Polisakarida nutrien berperan sebagai sumber cadangan monosakarida yang termasuk dalam kelompok ini adalah paraamilum, pati dan glikogen.
2.    REAKSI-REAKSI KARBOHIDRAT
Sifat-sifat kimia karbohidrat berkaitan dengan gugus fungsional yang terdapat dalam molekul yaitu gugus hidroksi, gugus aldehid dan gugus keton. Beberapa sifat kimia karbohidrat dapat digunakan untuk mengidentifikasi  dan membedakan  senyawa karbohidrat yang satu dengan yang lainnya. Monosakarida dan beberapa disakarida mempunyai sifat dapat mereduksi terutama dalam suasana basa. Sifat reduktor ini karena adanya gugus aldehid atau keton bebas pada karbohidrat. Pereaksi-pereaksi karbohidrat seperti:
a.    Pereaksi Barford
Terdiri atas tembaga (II) asetat dan asam asetat dalam pelarut air  yang digunakan untuk membedakan antara monosakarida dan disakarida.    Monoskaarida cepat sekali mereduksi ion Cu(II) menjadi Cu(I) sedangkan disakarida agak lambat, walaupun dengan konsentrasi yang sama. Reaksinya :
Monosakarida + Cu2+  → Cu2O (cepat)
Disakarida + Cu2+  → Cu2O (lambat)
b.    Pereaksi Molisch
Terdiri dari α-naftol dalam pelarut alkohol.  Jika glukosa ditambahkan pereaksi ini kemudian dialirkan asam sulfat pekat secara hati-hati maka akan terbentuk 2 lapisan zat cair. Pada batas antara kedua lapisan itu terbentuk cincin warna ungu akibat terjadinya reaksi kondensasi antara  α-naftol  dan furfural (furfural terbentuk akibat dehidrasi glukosa dalam asetat yang panas).
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar